Sebagai langkah penting untuk menegaskan komitmen kuatnya terhadap inovasi dan komersialisasi produk riset, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Reini Wirahadikusumah baru-baru ini melakukan kunjungan berarti ke Pabrik Katalis Sinergi Indonesia (KSI) di Cikampek. PT KSI, sebuah usaha patungan yang dimiliki oleh ITB melalui PT Rekacipta Inovasi ITB, PT Pertamina melalui PT Pertamina Lubricants, dan PT Pupuk Indonesia melalui PT Pupuk Kujang, merupakan simbol kerja sama strategis dalam bidang riset dan industri. Kunjungan tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh kunci, termasuk anggota Pusat Rekayasa Katalisis ITB yang diwakili oleh Prof. Subagjo tim, serta perwakilan dari BPUDL, LPPM, LPIK, LPIT, PT RII, dan PT LAPI ITB. Kedatangan tim ITB disambut hangat oleh dewan direksi PT KSI, memperkuat hubungan antara akademisi dan industri dalam mendorong inovasi teknologi.”
Dalam sambutannya, Rektor ITB mengajak para hadirin untuk mengenang momen peluncuran PT Katalis Sinergi Indonesia (KSI) di awal pandemi COVID-19. Beliau menekankan bahwa pembentukan PT KSI dilakukan dengan pendekatan yang hati-hati dan strategis, mengingat posisi penting produk katalis dalam energi nasional, sementara ITB belum memiliki pengalaman langsung dalam pengembangan industri katalis. Rektor mengungkapkan rasa terima kasih yang tulus atas dukungan dan kontribusi tanpa pamrih dari berbagai pihak, yang mencerminkan semangat optimisme dan kebaikan yang mendalam.
Meskipun awalnya terdapat keraguan seputar pendirian PT KSI, kunjungan ke pabrik yang sangat representatif ini membuat Rektor merasa bersyukur dan mengapresiasi kisah sukses yang telah diciptakan. Pencapaian ini tidak hanya menunjukkan kemajuan teknis yang signifikan, tetapi juga telah meningkatkan kepercayaan perusahaan BUMN dan pemangku kepentingan lainnya terhadap ITB. Kunjungan Rektor ini menunjukkan bagaimana keraguan awal dapat berubah menjadi kisah sukses yang menginspirasi, yang dihasilkan dari kerja sama dan komitmen yang kuat
Direktur RII, sebagai pemilik saham KSI, memberikan pandangan tentang pentingnya kisah sukses PT KSI sebagai model masa depan komersialisasi teknologi ITB. Beliau menekankan pentingnya komersialisasi paten dalam bentuk ekuitas sebagai dan tak lupa pentingnya mewujudkan kesejahteraan para inventor.
Dr. Melia Gunawan, mewakili Pusat Rekayasa Katalisis ITB, memaparkan tentang pengembangan katalis “Merah-Putih” sebagai inisiatif riset yang sepenuhnya berasal dari Indonesia, dari tahap riset hingga produksi. Beliau menyoroti ketergantungan industri kimia Indonesia pada katalis impor dan bagaimana pengembangan katalis ini telah dimulai sejak tahun 2003, dengan kerja sama riset dan hibah dari pemerintah serta PT Pertamina.
Tujuan utama dari produksi katalis ini adalah untuk menghasilkan bahan bakar hijau, memenuhi kebutuhan katalis nasional, dan mengurangi ketergantungan pada impor. Dengan kapasitas produksi mencapai 800 juta ton per tahun, termasuk kebutuhan untuk katalis hydrotreating dan oleokimia, pabrik ini siap untuk pengiriman produksi perdana ke Balikpapan. Selain itu, Ecogreen, sebuah perusahaan pengguna katalis di Batam, juga merupakan salah satu pengguna produk katalis ini dengan kebutuhan sekitar 133 ton.
Kunjungan Rektor ITB ke Pabrik Katalis Sinergi Indonesia bukan hanya sekadar acara formal, melainkan sebuah simbol dari dedikasi dan komitmen terhadap kemajuan sains dan teknologi di Indonesia. Langkah ini merupakan upaya signifikan dalam mengurangi ketergantungan impor dan meningkatkan kemandirian teknologi dan energi nasional, sekaligus menunjukkan potensi besar yang dimiliki oleh kerja sama antara institusi pendidikan dan industri dalam negeri.