Dalam rangka mendorong hilirisasi hasil penelitian dan membangun ekosistem kewirausahaan berbasis teknologi, BPUDL mengajak 19 dosen muda dari berbagai Fakultas/Sekolah Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mengunjungi Pabrik Katalis Sinergi Indonesia (KSI) di Cikampek (26/11/2024). Kunjungan ini merupakan bagian dari arahan Rektor ITB, Reini Wirahadikusumah untuk memperkenalkan lebih dekat proses hilirisasi penelitian agar dapat memberikan dampak nyata bagi industri dan masyarakat luas.
Kunjungan disambut hangat oleh pimpinan pabrik KSI, dengan kehadiran PT Rekacipta Inovasi ITB (RII) sebagai perwakilan pemegang saham dan Ketua Pusat Rekayasa Katalisis ITB, Ibu Melia Gunawan. Dalam sambutannya, Kepala BPUDL menyampaikan pentingnya KSI sebagai program strategis nasional di era Presiden Jokowi. Pabrik ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri, mengurangi ketergantungan impor, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. “Program ini menjadi salah satu tonggak penting dalam pengembangan industri katalis berbasis riset di Indonesia. Kami berharap dosen muda ITB dapat terinspirasi untuk menghasilkan penelitian yang relevan dengan kebutuhan industri,” ungkap Kepala BPUDL.
Direktur KSI, Bapak Hadiyanto, menjelaskan tantangan yang dihadapi dalam mengelola pabrik ini, termasuk dalam aspek pemasaran, kompetisi pasar, dan regulasi BUMN. “Penjualan katalis masih banyak dilakukan ke pihak swasta karena ada keterbatasan regulasi. Kami berharap masukan dari para dosen muda dapat membantu mengatasi tantangan ini,” jelasnya.
Sesi berikutnya diisi dengan paparan dari Ibu Melia Gunawan, yang memaparkan perjuangan panjang dari penelitian di ITB hingga berdirinya pabrik KSI. Ia menekankan bahwa seluruh pengembangan pabrik dilakukan tanpa melibatkan pihak asing, dengan semangat “dari, oleh, dan untuk Indonesia”.
“Pabrik katalis ini merupakan wujud nyata dari harapan Prof. Subagjo, pelopor riset katalis di ITB. Beliau selalu menekankan bahwa penelitian tidak boleh berhenti di atas kertas, melainkan memberikan dampak luas bagi masyarakat,” ujar Ibu Melia.
Sebagai usaha patungan, Pabrik Katalis dimiliki oleh ITB melalui PT RII, bersama dua mitra lainnya, PT Pertamina Lubricants dan PT Pupuk Kujang. Selain mendapatkan royalti, ITB turut berperan aktif dalam mengembangkan pabrik ini, termasuk melalui fasilitas pengujian katalis yang tetap dilakukan di laboratorium Pusat Rekayasa Katalisis di kampus ITB. Hal ini menunjukkan komitmen ITB dalam menjaga kualitas dan kepercayaan para pemangku kepentingan.
Kegiatan dilanjutkan dengan tur ke area pabrik, di mana para dosen muda berkesempatan untuk melihat proses produksi dan kegiatan operasional yang sedang berlangsung. Harapannya, kunjungan ini dapat membuka. wawasan para dosen muda untuk menyesuaikan penelitian mereka dengan kebutuhan industri, sekaligus memperluas kontribusi ITB dalam membangun ekosistem kewirausahaan berbasis teknologi.
“Dengan terlibatnya dosen muda ITB, kami optimis hilirisasi penelitian di kampus akan semakin berkembang. Kolaborasi antara akademisi dan industri seperti inilah yang akan menjadi kunci untuk menciptakan inovasi yang berdampak luas,” tutup Kepala BPUDL.